unsur unsur intrinsik novel Ronggeng dukuh Paruk
1. unsur unsur intrinsik novel Ronggeng dukuh Paruk
Jawaban:
Keagamaan (relegius)
Dalam novel ini, unsur keagamaan tidak terlalu diperlihatkan karena warga Dukuh Paruk lebih mempercayai adanya nenek moyang dan hal-hal animisme lainnya
b. Kebudayaan
Dalam novel ini, banyak terdapat unsur kebudayaan seperti: menari, menyanyi sambil nyawer, memberikan sesaji kepada nenek moyang
c. Sosial
Dalam novel ini, unsur sosial kemasyarakatan lebih cenderung ke arah ronggeng. Karena segala sesuatu yang berhubungan dengan hubungan antar manusia lebih diutamakan untuk ronggeng karena bagi mereka, adanya sosok ronggeng merupakan kebanggaan tersendiri di Dukuh Paruk
d. Ekonomi
Dalam novel ini sering terlihat dalam pergantian judul maupun pergantian bab, yang mana mengggambarkan kemiskinan masyarakat “Dukuh Paruk” yang terletak ditengah-tengah pematang sawah. Penggambaran ini tampak jelas terlihat seperti : digambarkan luasnya
ribuan hektar sawah yang mengelilingi desa telah tujuh bulan kering kerontang,…. Sampai anak-anak kecil rela bersusah payah mencabut singkong yang terpendam dalam ditanah kapur,,, itulah sedikit gambaran keadaan ekonmi yang sedang dialami oleh masyarakat “Dukuh Paruk”, dan keadaan itulah yang sebenarnya ingin ditunjukan oleh pengarang kepada pembaca.
e. Latar belakang pengarang
Ahmad Tohari adalah sebuah nama besar dan langka di dalam khasanah kesusastraan Indonesia. Dari karya sastra yang saya baca, nama Ahmad Tohari langgeng dan cepat nempel di kalangan pembaca. Ketika mendengar namanya, maka asosiasi yang muncul dari pengarang ini adalah lokalitas, tema keislaman, dan nilai kehidupan kesederhanaan. Ronggeng Dukuh Paruk adalah salah satu bibel Ahmad Tohari. Dengan hadirnya serangkaian karya Ahmad sebagai juru bicara kesusastraan bertema lokal. Pengetahuan Ahmad Tohari mengenai dunia ronggeng dan filosofinya menegaskan bahwa Ahmad Tohari adalah wakil dari suara orang-orang yang satu daerah asalnya.
2. unsur kebahasaan novel ronggeng dukuh paruk soal halaman 124
Jawaban:
Menggunakan kata ganti orang pertama, kedua, dan ketiga. Menggunakan kata kerja aktif dan pastif. Menggunakan konjungsi temporal
Penjelasan:
semoga membantu
3. Unsur kebahasaan dalam novel ronggeng dukuh paruk?
Jawaban:
Pada kesempatan ini, soal meminta kita untuk menyajikan unsur kebahasaan novel yang berjudul “Ronggeng Dukuh Paruk”. Adapun unsur kebahasaan yang terdapat pada novel tersebut sama dengan unsur kebahasaan novel pada umumnya.
Oleh karena itu, untuk menjawab pertanyaan tersebut, kakak akan menyajikan unsur kebahasaan novel secara umum.
UnsurKebahasaanNovelronggengdukuh paruk;
Menggunakan kata ganti orang pertama, kedua, dan ketigaMenggunakan kata kerja aktif dan pastifMenggunakan konjungsi temporalMenggunakan konjungsi kausalitasMenggunakan kata keteranganMenggunakan kata kerja mentalMenggunakan gaya bahasadan lain sebagainya.
Penjelasan:
Novel adalah karya sastra Indonesia yang berasal dari periode sastra baru dan berfokus pada satu tokoh utama beserta tokoh-tokoh yang berada di sekitarnya, termasuk karakter dari setiap tokoh tersebut.
4. 1. Tulislah data-data yang ditemukan dalam bacaan teks “Pencipyaan Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk” Pada halaman 121 2. Analisislah Novel Ronggeng Dukuh Paruk berdasarkan : a. Unsur Intrinsik b. Undur kebahasaan c. Nilai nilai kehidupanMohon bantuannya teman” makasih
Jawaban:
2. a unsur intrinsik kami sd kls 4
5. simpulan novel ronggeng dukuh Paruk?
Jawaban:
Ronggeng Dukuh Paruk adalah sebuah novel yang ditulis oleh penulis Indonesia asal Banyumas, Ahmad Tohari, dan diterbitkan pertama kali tahun 1982. Novel ini bercerita tentang kisah cinta antara Srintil, seorang penari ronggeng, dan Rasus, teman sejak kecil Srintil yang berprofesi sebagai tentara. Ronggeng Dukuh Paruk mengangkat latar Dukuh Paruk, desa kecil yang dirundung kemiskinan, kelaparan, dan kebodohan. Latar waktu yang diangkat dalam novel ini adalah tahun 1960-an yang penuh gejolak politik. Pada penerbitan pertama, novel ini terdiri atas tiga buku (trilogi), yaitu Catatan Buat Emak, Lintang Kemukus Dini Hari, dan Jantera Bianglala. Novel ini telah diadaptasi ke dalam film Darah dan Mahkota Ronggeng (1983) dan Sang Penari (2011). Pada 2014, Ronggeng Dukuh Paruk diterbitkan dalam bentuk audio menggunakan suara Butet Kartaredjasa.[1]
Penjelasan:
Novel Ronggeng Dukuh Paruk pertama kali diterbitkan tahun 1982 dalam bentuk trilogi, yaitu Catatan Buat Emak, Lintang Kemukus Dini Hari, dan Jantera Bianglala. Setahun kemudian, novel ini diadaptasi ke dalam film Darah dan Mahkota Ronggeng dengan sutradara Yazman Yazid dan dibintangi Ray Sahetapy dan Enny Beatrice. Pada tahun 2003, Gramedia Pustaka Utama menerbitkan trilogi ini menjadi satu novel dengan judul Ronggeng Dukuh Paruk. Penerbitan ulang ini disertai penyertaan bagian-bagian yang sempat disensor. Hingga tahun 2012, versi baru novel ini telah dicetak ulang sebanyak sembilan kali.[2] Tahun 2011, Ronggeng Dukuh Paruk kembali diadaptasi ke dalam film dengan judul Sang Penari. Adaptasi yang kedua ini disutradarai oleh Ifa Isfansyah dengan pemeran utama Prisia Nasution dan Oka Antara. Film kedua ini berhasil meraih sepuluh nomine Festival Film Indonesia 2011 dan memenangkan empat Piala Citra.
Tahun 2014, novel Ronggeng Dukuh Paruk diproduksi oleh Digital Archipelago dalam bentuk file audio. Penerbitan ini menggandeng Butet Kartaredjasa sebagai pengisi suara.[1] Untuk mengalihmediakan novel ini, Butet Kartaredjasa memerlukan waktu selama satu tahun, yaitu 2012-2013.[3] Penerbitan ini mengikuti penerbitan pertama, yaitu dalam bentuk trilogi. Novel pertama, Catatan Buat Emak rekamannya berdurasi sekitar 6 jam, novel kedua, Jantera Bianglala berdurasi sekitar 8 jam, dan novel ketiga, Lintang Kemukus Dini Hari berdurasi 6 jam.[1] Hingga saat ini, Ronggeng Dukuh Paruk telah terbit dalam lima bahasa, yaitu bahasa Indonesia, bahasa Jepang, bahasa Jerman, bahasa Belanda, dan bahasa Inggris.[2]
Ringkasan cerita[sunting | sunting sumber]
Sejak Srintil yang belia dinobatkan menjadi ronggeng baru di Dukuh Paruk untuk menggantikan ronggeng terakhir yang mati dua belas tahun yang lalu, semangat kehidupan di Dukuh Paruk kembali menggeliat. Bagi pedukuhan yang kecil, miskin, terpencil namun bersahaja itu, ronggeng adalah perlambang kehidupan. Tanpa adanya seorang ronggeng, dukuh itu akan kehilangan jati diri. Srintil menjadi tokoh yang amat terkenal dan digandrungi karena cantik dan menggoda. Semua ingin berjoget dan tidur bersama ronggeng itu. Dari kawula biasa hingga pejabat-pejabat desa, bahkan hingga pejabat kabupaten.
Namun, malapetaka politik tahun 1965 membuat Dukuh Paruk hancur, baik secara fisik maupun mental. Karena kebodohan mereka tentang politik, mereka terseret arus konflik dan divonis sebagai manusia-manusia pengkhianat negara. Pedukuhan itu dibakar dan ronggeng berserta para penabuh calung ditahan oleh tentara. Hanya saja, karena kecantikannya, Srintil tidak diperlakukan semena-mena oleh para penguasa penjara tahanan politik.
Pengalaman pahit yang dialaminya sebagai tahanan politik membuat Srintil sadar akan harkatnya sebagai manusia. Setelah bebas, ia berniat memperbaiki citra dirinya dengan tak lagi melayani lelaki manapun dan menjadi wanita somahan. Ketika teman masa kecilnya, Rasus, muncul kembali dalam kehidupannya, sepercik harapan pun muncul. Akan tetapi, ternyata Srintil kembali terhempas, kali ini bahkan membuat jiwanya hancur.[butuh rujukan]
6. ringkasan novel Ronggeng Dukuh paruk
Jawaban:
ronggeng dukuh 5
Penjelasan:
novel penting hehe
7. apa unsur kebahasaan dari novel ronggeng dukuh Paruk
apa unsur kebahasaan dari novel ronggeng dukuh Paruk!!
jawaban:
Unsur kebahasaan novel Ronggeng Dukuh Paruk:
Unsur kebahasaan novel Ronggeng Dukuh Paruk:Unsur kebahasaan dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk adalah kata ganti orang, kata kerja aktif dan pasif, konjungsi yang bersifat kausalitas dan temporal, kata keterangan, dan gaya bahasa.
penjelasan:
Novel merupakan karya sastra asal Indonesia yang memfokuskan ceritanya pada tokoh utama serta tokoh lain didalamnya.
#semoga bermanfaat dan membantu
Yaitu..:
kata ganti orangkata kerja aktif dan pasifkonjungsi yang bersifat kausalitas dan temporalkata keterangangaya bahasa
8. Apa unsur kebahasaan novel ronggeng dukuh paruk?
Unsur kebahasaan dari novel yang berjudul Rongeng Dukuh Paruk adalah..
kata ganti orang.kata kerja aktif dan pasif.konjungsi yang bersifat kausalitas dan temporal.kata keterangan.gaya bahasa.
Pembahasan
Novel adalah suatu karya sastra yang memiliki 2 unsur; yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik, dimana keduanya saling berkaitan karena saling berpengaruh dalam sebuah karya sastra.
Ciri-ciri dari novel:
novel terdiri dari sekurang-kurangnya yaitu 100 halaman atau kurang lebih 35.000 kata.novel ditulis dengan suatu narasi dan bentuk deskripsi yang menggambarkan suasana kejadian di dalamnya.alur cerita kompleks dan terdapat lebih dari satu impresi, efek, dan juga emosi.setiap orang membutuhkan waktu yaitu setidaknya 120 menit untuk membaca habis sebuah buku novel.cerita pada sebuah novel bisa sangat panjang, tetapi terdapat banyak kalimat yang diulang-ulang.
Unsur-unsur novel adalah:
Unsur Intrinsik:
tema, yaitu merupakan sebuah gagasan utama yang ingin disampaikan penulisnya dalam novel.alur, yaitu mrupakan jalan cerita dalam novel berupa rangkaian-rangkaian dari peristiwa.latar, yaitu berupa gambar tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam novel yang berkaitan dengan waktu, tempat, dan berhubungan dengan suasana.tokoh, yaitu para pelaku yang ada di dalam bacaan novel tersebut.penokohan, yaitu merupakan gambaran dari pemberian watak atau sifat para tokoh yanga di novel tersebut.gaya bahasa, yaitu cara dari pengarang untuk menyampaikan sebuah cerita yang ada di dalam novel. amanat, yaitu merupakan sebuah pesan moral yang terdapat di dalam sebuah novel tersebut.
Unsur ekstrinsik:
Latar belakang pengarang.
Pada bacaan novel pastinya terdapat penjelasan yang berisi tentang latar belakang penulis. Latar belakang dari pengarang tersebut yaitu berupa semua hal yang terhubung dengan pemahaman dan juga berhubungan dengan faktor motivasi dari penulis.
Latar belakang masyarakat
Latar belakang masyarakat yaitu merupakan segala hal yang ada di masyarakat dan mempengaruhi alur dari sebuah cerita novel.
Nilai yang terdapat pada novel.
Nilai yang terdapat pada sebuah novel tersebut merupakan sebuah nilai-nilai dari sebuah novel, seperti nilai budaya, nilai moral, nilai sosial dan nilai agama.
Pelajari lebih lanjut
Materi penjelasan tentang novel pada link
brainly.co.id/tugas/9854366
Materi penjelasan tentang contoh novel pada link
brainly.co.id/tugas/9077309
Detil Jawaban
Kelas : VIII
Mapel : Bahasa Indonesia
Bab : Bab 6 – Novel
Kode : 8.1.6
#TingkatkanPrestasimu
9. tema novel ronggeng dukuh paruk
bertemakan politik, sosial, dan ekonomi
10. Unsur kebahasaan novel ronggeng dukuh paruk
Novel adalah karya sastra Indonesia yang mengisahkan tentang sebuah tokoh utama beserta tokoh-tokoh lain yang berada di sekitarnya, serta karakter tokoh-tokoh tersebut.
Pembahasan
Pada kesempatan ini, soal meminta kita untuk menyajikan unsur kebahasaan novel dari sebuah novel berjudul “Ronggeng Dukuh Paruk”. Unsur kebahasaan yang terdapat pada novel tersebut sama dengan unsur kebahasaan yang terdapat pada sebuah novel secara umum. Oleh karena itu, untuk menjawab pertanyaan berikut ini, kakak akan menyajikan unsur kebahasaan novel secara umum. Berikut unsur kebahasaan novel secara umum.
Unsur kebahasaan novel
Menggunakan kalimat kompleksMenggunakan kata rujukanMenggunakan konjungsi temporalMenggunakan kata keterangan temporalMenggunakan kata kerja aktif dan pasifMenggunakan kata kerja mentalMenggunakan gaya bahasaMenggunakan kata ganti orang pertama, kedua, dan ketiga
dan lain sebagainya.
Pelajari lebih lanjut
Pada materi ini, kamu dapat belajar tentang novel:
https://brainly.co.id/tugas/9215524
Detil jawaban
Kelas: VIII
Mata pelajaran: Bahasa Indonesia
Bab: Bab 6 – Membaca novel
Kode kategori: 8.1.6
Kata kunci: unsur kebahasaan novel
11. Struktur dari novel ronggeng dukuh paruk
Jawaban:
Penelitian ini mengangkat masalah apakah teks novel dapat dijadikan sumber inspirasi penciptaan seni tari. Berkaitan dengan masalah tersebut maka novel yang dijadikan materi penelitian adalah novel Ronggeng Dukuh Paruk (Sebuah Catatan untuk Emak). Novel ini merupakan buku pertama dari trilogi Ahmad Tohari, yaitu Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemuskus Dini Hari, dan Jantera Bianglala. Ronggeng Dukuh Paruk menceritakan tentang kehidupan seorang ronggeng atau penari.
Teks Ronggeng Dukuh Paruk dalam penelitian ini dikaji dengan menggunakan pendekatan intrinsik secara khsusu yang dipergunakan adalah teori fiksi dari Robert Stanton. Teori ini fokus pada tiga hal, yaitu karakter, alur, dan latar belakang. Karakter dalam hal ini antara lain adalah bagaimana deskripsi tokoh utama dalam kegiatan sehari-hari berkaitan dengan kehidupannya. Srinthil adalah seorang penari, oleh karena itu deskripsi kegiatan Srinthil tersebut dipaparkan secara jelas dalam teks novel tersebut.
Dari hasil kajian dapat dilihat bahwa gerakan dalam tarian yang ditarikan oleh Srinthil ternyata berkaitan erat dengan beberapa konsep penciptaan seni tari, yaitu ada rangsang visual, rangsang audio, dan rangsang ide. Berkaitan dengan struktur, terdapat pembukaan, isi tarian, dan penutup. Teks sebuah novel dapat dikaji dan menjadi inspirasi dalam penciptaan seni tari.
Penjelasan:
Kata kunci: kajian tari, penciptaan tari, Ronggeng Dukuh Paruk
12. 1. Tema apa yang menonjol dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk? 2. Bagaimana alur yang tergambar dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk? 3. Di manakah latar tempat, latar waktu, dan latar suasana yang tergambar dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk? 4. Siapakah tokoh utama dan tokoh-tokoh pendukung dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk? 5. Bagaimana karakter tokoh-tokoh pendukung dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk? 6. Apa amanat atau pesan yang disampaikan dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk?
Jawaban dari pertanyaan di
atas:
Tema : percintaan, budaya dan sosial.Alur : mundur, majuLatar tempat : dukuh Paruk, latar waktu : tahun 1960, latar suasana : suasana ceria, terkesima dan panik.Rasus : baik, pemberani, peduli, penyayang, cerdas, tegas dan bijaksana, pendendam.
Srintil : penyayang.
Santayib : gegabah.
Istri Santayib : baik, penyayang, keibuan, dan peduli.
Dower : selalu memaksakan kehendak.
Warta : baik, lucu dan menghibur.
Salam : sombong dan angkuh.
Kartareja : licik.
Nyai Kartareja : licik.
Nenek Rasus : baik, penyayang dan pikun.
Sersan Slamet : baik, ramah dan tegas.
5. Karakter dari tokoh-tokoh pendukung dalam novel rata rata berwatak baik, pemberani dan bijaksana.
6. Supaya kita sebagai manusia mau dan mampu untuk melihat seseorang itu tidak hanya dari luarnya saja melainkan juga melihat dari hatinya dan janganlah menjadi orang yang tidak mau bergaul dengan sesama serta berbaur dengan lingkungan, karena hal tersebut akan membuat kita bodoh.
Pembahasan
Novel adalah sebuah karya sastra yang berbentuk prosa dan mempunyai unsur pembentuk yang terdiri dari unsur intrinsik dan ekstrinsik. Sedangkan novelis merupakan sebutan bagi seorang penulis yang menulis novel.
Ciri – ciri umum dari novel :
jumlah kata dalam sebuah novel yaitu lebih dari 35.000 kata. terdiri kurang lebih dari 100 halaman. waktu dalam membaca novel tersebut kurang lebih dari 2 jam atau 120 menit. ceritanya terdiri dari lebih satu impresi, efek dan juga emosi. alur cerita novel bercerita cukup kompleks dalam sebuah novel. seleksi dari cerita dalam karya sastra novel tersebut akan lebih luas kembali. cerita dari novel tersebut berbentuk lebih panjang tetapi banyak juga terdapat bagian kalimat yang di ulang-ulang. novel yang ditulis dengan cerita narasi dan selanjutnya akan di dukung dengan deskripsi dalam menggambarkan sebuah situasi atau kondisi yang ada di dalam bacaan novel tersebut.
Unsur-unsur dari novel yaitu:
Unsur intrinsik:
tema alur latar tokoh penokohan – protagonis, antagonis dan karakter pendukung. gaya bahasa amanat
Unsur ekstrinsik:
Latar belakang pengarang.
Dalam sebuah novel tentunya terdapat penjelasan yang berisi latar belakang penulis. Latar belakang dari pengarang tersebut yaitu semua hal yang terhubung dengan pemahaman dan juga terhubung faktor motivasi dari penulis.
Latar belakang masyarakat
Latar belakang masyarakat merupakan segala hal yang ada di masyarakat dan mempengaruhi alur dari cerita sebuah novel.
Nilai yang terdapat pada novel.
Nilai yang terdapat pada sebuah novel yaitu nilai-nilai dari sebuah novel, seperti nilai budaya, nilai moral, dan nilai sosial serta nilai agama.
Pelajari lebih lanjut
Materi penjelasan tentang novel pada link
brainly.co.id/tugas/9854366
Materi penjelasan tentang contoh novel pada link
brainly.co.id/tugas/9077309
Detil Jawaban
Kelas : VIII
Mapel : Bahasa Indonesia
Bab : Bab 6 – Novel
Kode : 8.1.6
#TingkatkanPrestasimu
13. Sebutkan unsur kebahasaan yang terdapat dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk!
Penjelasan:
terdapat dalam sebuah karya sastra
14. (Dikutip dari: Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari)TugasSetelah membaca kutipan novel tersebut, apakah kamu dapat menganalisisunsur kebahasaan novel Ronggeng Dukuh Paruk tersebut? Untuk mengetahuipemahamanmu, buatlah kelompok 3-4 orang lalu tulislah hasil diskusimu!Unsur kebahasaan novel Ronggeng Dukuh Paruk:
Unsur kebahasaan novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari:
Majas personifikasi:
Tetes-tetes embuh jatuh menimbulkan suara desahan-desahan musik yang serempak.Dalam kerimbunan daun-daunnya sedang dipagelarkan merdunya harmoni alam yang melantunkan kesyahduan.Dukuh Paruk kembali menjatuhkan pundak-pundak yang berat kembali bersimbah air mata.
Majas metafora:
Mereka pantas berkejaran, bermain dan bertembang. Mereka sebaiknya tahu masa kanak-kanak adalah surga yang hanya sekali datang.
Majas hiperbola:
Aku bisa mendengar semua bisik hati yang paling lirih sekalipun.Aku dapat melihat mutiara-mutiara jiwa dalam lubuk yang paling pingit.
Majas simile:
Seekor burung pipit sedang berusaha mempertahankan nyawanya. Dia terbang bagai batu lepas dari ketapel sambil menjerit-jerit sejadinya.Ibarat meniti sebuah titian panjang berbahaya, aku hanya bisa menceritakannya kembali, mengulas serta merekamnya setelah aku sampai di seberang.Malam hari berlatar langit kemarau, langit seperti akan menelan segalanya kecuali apa-apa yang bercahaya.
Majas sindiran
Si tua bangka ini sungguh sungguh tengik.Pembahasan
Novel yaitu merupakan sebuah karya sastra yang berbentuk prosa dan berunsur pembentuk yang terdiri dari unsur intrinsik dan ekstrinsik. Sedangkan novelis adalah sebutan bagi penulis yang menulis novel.
Ciri – ciri umum dari novel :
Jumlah kata lebih dari 35.000.Terdiri dari kurang lebih berkisar 100 halaman.Waktu yang dibutuhkan untuk membaca adalah lama.Cerita novel terdiri dari lebih satu impresi, efek dan emosi.Beralur cerita novel yang bercerita cukup kompleks dalam novel.Seleksi dari cerita yang ada dalam karya sastra novel tersebut akan lebih luas kembali.Cerita novel berbentuk lebih panjang tetapi banyak juga terdapat bagian kalimat yang di ulang-ulang.Novel yang ditulis dengan menggunakan cerita narasi dan selanjutnya di dukung dengan deskripsi dalam menggambarkan sebuah situasi atau kondisi yang ada di dalamnya.
Unsur-unsur dari novel yaitu:
a. Unsur intrinsik
Tema, alur, latar, tokoh, penokohan (protagonis, antagonis dan karakter pendukung), gaya bahasa dan amanat.
b. Unsur ekstrinsik
Latar belakang pengarang
Latar belakang dari seorang pengarang tersebut yaitu semua hal yang terhubung dengan pemahaman dan juga faktor motivasi dari pengarang.
Latar belakang masyarakat
Semua hal yang ada di masyarakat dan mempengaruhi alur dari cerita novel.
Nilai yang terdapat pada novel
Nilai-nilai dari sebuah novel, conthnya nilai budaya, nilai moral, nilai sosial dan agama.
Pelajari lebih lanjut
Materi penjelasan tentang novel pada link
brainly.co.id/tugas/9854366
Materi penjelasan tentang contoh novel pada link
brainly.co.id/tugas/9077309
Detil Jawaban
Kelas : VIII
Mapel : Bahasa Indonesia
Bab : Bab 6 – Novel
Kode : 8.1.6
#AyoBelajar
15. Sebutkan unsur kebahasaan dalam novel ronggeng dukuh Paruk
Jawaban:
Beberapa unsur kebahasaan dalam novel ronggeng dukuh Paruk :
16. Unsur kebahasaan novel ronggeng dukuh Paruk
Novel adalah karya sastra Indonesia yang berasal dari periode sastra baru dan berfokus pada satu tokoh utama beserta tokoh-tokoh yang berada di sekitarnya, termasuk karakter dari setiap tokoh tersebut.
Pembahasan
Pada kesempatan ini, soal meminta kita untuk menyajikan unsur kebahasaan novel yang berjudul “Ronggeng Dukuh Paruk”. Adapun unsur kebahasaan yang terdapat pada novel tersebut sama dengan unsur kebahasaan novel pada umumnya.
Oleh karena itu, untuk menjawab pertanyaan tersebut, kakak akan menyajikan unsur kebahasaan novel secara umum.
Unsur kebahasaan novel
Menggunakan kata ganti orang pertama, kedua, dan ketigaMenggunakan kata kerja aktif dan pastifMenggunakan konjungsi temporalMenggunakan konjungsi kausalitasMenggunakan kata keteranganMenggunakan kata kerja mentalMenggunakan gaya bahasa
dan lain sebagainya.
Pelajari lebih lanjut
Pada materi ini, kamu dapat belajar tentang novel:
https://brainly.co.id/tugas/4705757
Detil jawaban
Kelas: VIII
Mata pelajaran: Bahasa Indonesia
Bab: Bab 6 – Membaca novel
Kode kategori: 8.1.6
Kata kunci: unsur kebahasaan novel
17. jelaskan unsur kebahasaan yang terdapat pada novel ronggeng dukuh paruk
Jawaban:
Unsur Kebahasaan novel ronggeng dukuh paruk : Menggunakan kata ganti orang pertama, kedua, dan ketiga. Menggunakan kata kerja aktif dan pastif. Menggunakan konjungsi temporal.
Penjelasan:
PP nya bagus bat btw ada Tanaka nya (♥ω♥*)(♥ω♥*)
18. unsur kesesuaian dengan keadaan zaman sekarang novel Ronggeng Dukuh paruk
Jawaban:
potoon dong jadi gak jelas mau ngisinya juga
19. novel ronggeng dukuh paruk
Ronggeng Dukuh Paruk adalah sebuah novel yang ditulis oleh penulis Indonesia asal Banyumas, Ahmad Tohari, dan diterbitkan pertama kali tahun 1982. Novel ini bercerita tentang kisah cinta antara Srintil, seorang penari ronggeng, dan Rasus, teman sejak kecil Srintil yang berprofesi sebagai tentara. Ronggeng Dukuh Paruk mengangkat latar Dukuh Paruk, desa kecil yang dirundung kemiskinan, kelaparan, dan kebodohan. Latar waktu yang diangkat dalam novel ini adalah tahun 1960-an yang penuh gejolak politik. Pada penerbitan pertama, novel ini terdiri atas tiga buku (trilogi), yaitu Catatan Buat Emak, Lintang Kemukus Dini Hari, dan Jantera Bianglala. Novel ini telah diadaptasi ke dalam film Darah dan Mahkota Ronggeng (1983) dan Sang Penari (2011). Pada 2014, Ronggeng Dukuh Paruk diterbitkan dalam bentuk audio menggunakan suara Butet Kartaredjasa.[1]