Pertanyaan Tentang Asumsi Rasionalitas Dalam Ekonomi Islam

Pertanyaan Tentang Asumsi Rasionalitas Dalam Ekonomi Islam

pengertian tentang etika dan rasionalitas ekonomi islam beserta contohnya​

Daftar Isi

1. pengertian tentang etika dan rasionalitas ekonomi islam beserta contohnya​

Jawaban:

Tidak meremehkan agama lain

2. pengertian tentang etika dan rasionalitas ekonomi islam beserta contohnya?​

Jawaban:

saling menghormati sesama manusia

3. Jelaskan kaidah-kaidah rasionalitas perspektif ekonomi Islam?

Jawaban:

Konsep rasionalitas dalam ekonomi Islam lebih luas
dimensinya dari pada ekonomi konvensional. Rasionalitas ekonomi dalam Islam diarahkan sebagai dasar perilaku kaum muslimin yang mempertimbangkan kepentingan diri, sosial, dan pengabdian kepada Allah. … Harta benda/barang (goods) merupakan karunia Allah kepada manusia.

Penjelasan:

maaf kalo salah

4. jelaskan faktor-faktor apa yang mempengaruhi rasionalitas seseorang dalam bertindak ekonomi

Mungkin terutama adalah pendapatan, Karena ketika seseorang yg berpendapatan mnengah ke bawah memiliki keinginan untuk membeli sesuatu benda yg mahal, Maka dia akan kembali berfkir fkir.

5. Pengertian Dari rasionalitas ajaran islam

paham yang mengatakan bahwa akal itulah alat pencari dan pengukur pengetahuan. Pengetahuan dicari dengan akal, temuanya diukur dengan akal pula. Dalam islam, para pemikir islam juga tidak memungkiri akan kekuatan akal atau rasionalisme dalam menentukan kebenaran, dan dalam kajian-kajian agama.cara memandang ajaran agama islan dengan lebih rasional. memakai logika dan pemahaman lebih luas dari berbagai sudut pandang

6. jelaskan faktor-faktor apa yang memenuhi rasionalitas seseorang dalam bertindak ekonomi

Dalam ilmu ekonomi, ada prinsip yang mengatakan bahwa pakar-pakar ekonomi dunia harus bisa membuat sumber daya alam bisa cukup untuk kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Baik dari kalangan atas hingga kalangan bawah memiliki berbagai kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi karena pada dasarnya kebutuhan manusia akan selalu berubah akibat ketidakpuasan manusia.

Banyak faktor yang memengaruhi tindakan manusia untuk bertindak ekonomi secara rasional. Faktor tersebut antara lain faktor internal dan eksternal, dan berikut ini adalah faktor yang memengaruhi rasionalitas masyarakat untuk bertindak ekonomi.

FAKTOR INTERNAL
Gaya hidup; karena pada dasarnya manusia tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya, maka muncullah “gaya hidup” yang bisa memengaruhi rasionalitas masyarakat untuk menghabiskan uangnya.Selera; hampir sama dengan gaya hidup, selera seseorang dengan beberapa jenis produk akan memengaruhi rasionalitas mereka untuk membelinya.Kebutuhan; berbeda dengan selera yang hanya didorong dengan keinginan, maka kebutuhan adalah sesuatu yang mendesak agar masyarakat memenuhinya. Tergantung kebutuhannya dalam keseharian, maka rasionalitas bertindak ekonomi akan dipengaruhi kebutuhan.Pendapatan; tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pendapatan sangat memengaruhi daya beli seseorang. Kecenderungan terjadi semakin besar pendapatan seseorang, maka daya belinya akan semakin tinggi.FAKTOR EKSTERNAL
Adat istiadat; suatu norma yang mengikat masyarakat akan memengaruhi tindakan ekonominya sehari-hari. Misalnya dalam adat Jawa yang teliti dan irit, maka masyarakat di daerah Jawa tidak akan menghabiskan uangnya untuk membeli sesuatu yang tidak berguna.Kebijakan pemerintah; tingkat pemenuhan kebutuhan manusia sangat ditentukan kebijakan pemerintah di daerahnya. Misalnya dengan ketentuan pemerintah untuk membeli produk dalam negeri, maka masyarakat akan mengurangi keinginan untuk membeli produk luar negeri.

Maaf Kalo Salah

7. Salah satu asumsi dalam ekonomi konvensional adalah manusia sebagai homo economicus. Hal ini mendapat kritik dalam Ekonomi Islam dan memunculkan asumsi manusia sebagai homo Islamicus. Jelaskan secara singkat apa yang menjadikan asumsi homo economicus ini bermasalah dari perspektif Ekonomi Islam!​

……………………..m

8. Pendapat anda tentang rasionalitas pertukaran ekonomi dan rasionalitas pasar ekonomi

menurut saya baik karena rasionalisme pertukaran ekonomi adalah teori dalam ilmu sosial yang menyatakan bahwa dalam sebuah hubungan sosial terdapat unsur ganjaran, pengorbanan, dan keuntungan yang saling memengaruhi. Teori ini menjelaskan bagaimana manusia memandang tentang hubungan kita dengan orang lain sesuai dengan anggapan diri manusia tersebut terhadap:

Keseimbangan antara apa yang di berikan ke dalam hubungan dan apa yang dikeluarkan dari hubungan itu.Jenis hubungan yang dilakukan.Kesempatan memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang lain.

9. rasionalitas ekonomi dalam pandangan islam dimungkinkan adanya pengorbanan duniawi untuk mendapatkan kemaslahatan uhrowi. beri contoh kasunya​

ghtfgbhtfcbhrfv bisa top song download

Alat satuan hitung, alat hitung, penimbun kekayaan

Maaf kalau salah….

sebagai asumsi dalam memenuhi kebutuhan manusiasebagai asumsi dalam memenuhu kebutuhan sehari-2

12. jelaskan faktor faktor apa yang mempengaruhi rasionalitas seseorang dalam bertindak ekonomi?

 Faktor ekonomi 
Faktor lingkungan sosial budaya 
Faktor fisik 
Faktor pendidikan 
Faktor moralfaktor fisika
faktor ekonomi
faktor pendidikan. maaf ya jwb nya sedikit

peningkat kebutuhan mutlak yaitu pahala yang didapat dari shadaqah atau hibah dan sejenisnya…
koreksinya yahh

14. jelaskan faktor faktor apa yang mempengaruhi rasionalitas seseorang dalam bertindak ekonomi?

FAKTOR SOSIAL BUDAYA
FAKTOR PENDIDIDKAN
FAKTOR LINGKUNGAN HIDUP

15. bagaimana tentang rasionalitas ekonomi dalam pertukaran sosial?​

Jawaban:

Rasionalitas adalah sebuah anggapan yang membatasi suatu pilihan berdasarkan batasan batasan,pemikiran pemikiran yang logis,yang bertujuan untuk membuat keputusan yang baik.

#semoga membantu

follow aku ya(◍•ᴗ•◍)

16. Jelaskan faktor-faktor apa yang mempengaruhi rasionalitas seseorang dalam bertindak ekonomi

FAKTOR SOSIAL BUDAYA
FAKTOR PENDIDIDKAN
FAKTOR LINGKUNGAN HIDUP

17. Bagaimana implementasi rasionalitas islam dalam konsumsi?

Islam melarang umatnya untuk melakukan konsumsi secara berlebih-le
bihan, namun islam mengajarkan bagaimana cara berprilaku dalam berkonsumsi secara proposional.

pembayaran hutang dan sebagai penyimpan kekayaanmenurut pandangan ekonomi islam uang berfungsi sebagai alat tukar. selain itu uang tersebut dibuat asumsi untuk pembayaran utang dan sebagai menyimpan kakayaan

19. Pengertian rasionalitas dalam islam

Dewasa ini banyak saudara kita yang mencoba untuk selalu mencari tahu rasionalitas dari setiap ajaran-ajaran yang diperintahkan dalam Islam. Sebagai Umat Muslim kita harus yakin bahwa ajaran Islam adalah ajaran yang pasti membawa kebaikan bagi kita. Setiap perintah dalam Islam selalu terkandung maksud dan tujuan untuk kemaslahatan Umat manusia dalam mengarungi hidup di dunia.

Kita tentu pernah mendengar bahwa pelarangan makan daging babi dalam Islam terkandung maksud bahwa berdasarkan penelitian ternyata dalam daging babi terdapat bibit-bibit penyakit yang berbahaya jika masuk kedalam tubuh, atau kita juga pernah mendengar bahwa zina dilarang dalam Islam karena selain bisa merusak hubungan rumah tangga bagi yang sudah menikah, ternyata berzina juga bisa menjadi sebab tertularnya berbagai penyakit berbahaya. Rahasia-rahasia atau maksud seperti inilah yang yang bisa kita jumpai dari setiap aturan yang diperintahkan oleh syariat Islam.

Meskipun begitu, di dalam ajaran tentang apapun dalam Islam tentu terdapat hal-hal yang tidak mudah atau tidak segera dapat dipahami oleh kita mengenai alasan dan maksudnya secara rasional. Memang, lambat laun, dengan meningkatnya kemajuan daya pikir manusia, sebagian rahasia, alasan dan maksud-maksud itu dapat dipahami. Hanya saja tidak semua bisa kita pahami sepenuhnya, karena seberapa banyak yang telah diketahui dan dipahami maksudnya oleh manusia, masih jauh lebih banyak lagi rahasia dan maksud-maksud yang belum diketahui.

Di dalam Islam, hal-hal yang tidak perlu dan tidak harus dirasionalkan itu disebut ta’abbudi. Seperti misalnya mengapa shalat maghrib tiga rakaat, sementara shalat shubuh dua rakaat? Atau mengapa seluruh badan perempuan kecuali muka dan telapak tangan termasuk aurat dalam shalat?. Contoh lain adalah mengapa barang najis kalau dimasukan ke ember yang berisi air, maka air itu menjadi najis, sementara kalau najis itu ditaruh di dalam ember kosong kemudian diisi air bersih sampai melimpah, maka airnya menjadi suci? Itulah diantara syariat yang tidak perlu dirasionalkan atau disebut ta’abbudi. Intinya adalah kita menjalankan segala perintah agama itu karena murni semata untuk menghambakan diri kepada Allah, bukan karena faktor, alasan atau syarat tertentu.

Sebenarnya bukan saja dalam ajaran agama kita temui hal-hal yang tidak dapat dirasionalkan, di dalam kehidupan sehari-haripun banyak hal yang juga tidak dapat dirasionalkan atau bagi sebagian orang dianggap tidak rasional. Sebagai contoh, mengapa kita yang tinggal di Indonesia dalam berkendara di jalan raya diharuskan memakai jalur sebelah kiri, padahal di negara lain ada juga yang aturannya memakai jalur sebelah kanan. Atau contoh lain mengapa aturan lampu rambu lalu lintas jika merah harus berhenti, sementara kuning berhati-hati dan hijau berarti jalan.

Dari contoh di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa, jika manusia saja berwenang membuat aturan terhadap sesama manusia, meskipun kadang belum tentu rasional, dan kita patuh terhadap aturan tersebut, mengapa ada yang bersikap mau taat kepada Allah dengan syarat syariatNya harus rasional? Padahal semestinya aturan yang berasal dari Allah, meskipun irrasional, haruslah lebih kita yakini dan kita patuhi. Kita harus percaya bahwa Allah lebih mengetahui tentang rasionya syariat.

Taqwa adalah hasrat, semangat dan aktivitas untuk menyesuaikan diri dengan ajaran Allah, tanpa harus prasyarat apapun. Zina dilarang, tidak peduli apakah menyebabkan ketularan penyakit atau tidak, istri keberatan atau tidak. Atau makan babi akan tetap menjadi haram, meskipun mungkin dengan berbagai cara dagingnya telah dibersihkan dari bibit penyakit. Itulah ta’abbudi, jiwa yang mengakui akan kebenaran Islam harusnya selalu merealisasikan taqwa tanpa harus memandang rasionya suatu aturan yang telah diatur oleh syariat.

Islam tidaklah membekukan akan peran akal dalam memahami segala sesuatu, bahkan sebenarnya Islam justru menempatkan akal pada kedudukan yang cukup tinggi. Namun setinggi-tingginya kedudukan dan kemampuan akal, Islam menempatkan bahwa akal itu harus tunduk kepada wahyu, di bawah ajaran agama, di bawah syariat Allah. Akal tidak akan bisa mengingkari bahwa Allah tidaklah mensyariatkan hukum-hukumnya kepada umatNya melainkan didasarkan atas adanya manfaat atau bahaya di dalamnya. Akal itu adalah alat untuk mencari kebenaran dan wahyu itu adalah hakikat kebenaran.

Video Terkait

Was this helpful?

0 / 0